Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan volumenya (M. Abdul Mannan; 1993). Itulah sebabnya mengapa perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan masalah pilihan.
Dalam ilmu ekonomi modern masalah pilihan ini sangat tergantung pada macam-macam tingkah masing-masing individu. Mereka mungkin atau mungkin juga tidak memperhitungkan persyaratan-persyaratan masyarakat. Namun dalam ilmu ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber semau kita. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah atas tenaga individu. Dalam Islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya, tidak seorang pun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di dalam kerangka Al-Qur’an atau Sunnah.
Seluruh lingkaran aktivitas ekonomi dapat dijelaskan dengan bantuan dua grafik dibawah sebagai berikut:4
A. Ilmu Ekonomi Islam | B. Ilmu Ekonomi Modern | ||
A1. Manusia (sosial namun religius) | B1. Manusia (sosial) | ||
A2. Kebutuhan- kebutuhan tidak terbatas | A3. Kekurangan sarana | B2. Kebutuhan- kebutuhan tidak terbatas | B3. Kekurangan sarana |
(E) Masalah-masalah ekonomi | (E) Masalah-masalah ekonomi | ||
A4. Pilihan di antara alternatif (dituntun oleh nilai Islam) | B4. Pilihan di antara alternatif (dituntun oleh kepentingan individu) | ||
A5. Pertukaran terpadu dan transfer Satu arah (dituntun oleh etika Islami, bukan kekuatan pasar) | B5. Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar | ||
Jadi ringkasnya, dalam ilmu ekonomi Islam kita tidak hanya mempelajari individu sosial melainkan juga manusia dengan bakat religiusnya [A1]. Hal ini disebabkan karena banyaknya kebutuhan [A2/B2] dan kurangnya sarana (A3/B3), maka timbullah masalah ekonomi (E). Masalah ini pada dasarnya sama baik dalam ekonomi modern maupun ekonomi Islam. Namun perbedaan timbul berkenaan dengan pilihan. Ilmu ekonomi Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam A4 dan ilmu ekonomi modern sangat dikuasai oleh kepentingan diri si individu B4. Yang membuat ilmu ekonomi Islam benar-benar berbeda ialah sistem pertukaran dan transfer satu arah yang terpadu mempengaruhi alokasi kekurangan sumber-sumber daya, dengan demikian menjadikan proses pertukaran langsung relevan dengan kesejahteraan menyeluruh (A5) yang berbeda hanya dari kesejahteraan ekonomi (B5).